MAKALAH TENTANG IKHTIAR DAN TAWAKAL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Berbicara
mengenai takdir memang menarik dan selalu mengundang banyak pertanyaan. Telah
banyak buku ditulis mengenai hal ini tetapi tetap tidak dapat memuaskan semua
pihak. Kami ingin mencoba memberikan sedikit pandangan dan pendapat mengenai
takdir dengan tujuan untuk sedikit lebih dapat mengenal ilmu Allah yang satu
ini. Semoga Allah tidak menganggap ini sebagai sebuah kelancangan seorang
hamba, Naudzu billah min dzalik.
Takdir
adalah segala sesuatu yang telah terjadi dengan ridho Allah. Banyak pendapat
yang mengatakan bahwa takdir telah ditetapkan jauh sebelum manusia diciptakan.
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi ini dan (tidak pula) pada dirimu
sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami
menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah” (QS. Al
Hadid:22). Akan tetapi ada pula sebagian pendapat yang mengatakan bahwa takdir
dijatuhkan setelah manusia berusaha. Mereka menyatakan ini berdasarkan salah
satu akan adanya ayat berikut: “...Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan
sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri... ” (QS. Ar Ra’d:11)
Berbicara
mengenai taqdir tentu tak lepas dari sebutan ikhtiar. Tetapi apakah arti
ikhtiar itu sendiri?
Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefiniskan “ikhtiar” sebagai
alat, syarat untuk mencapai maksud; daya upaya; mencari daya upaya; pilihan
(pertimbangan, kehendak, pendapat, dsb). Dalam penggunaan umum, ikhtiar adalah
usaha, atau sebentuk aktifitas yang diharapkan menjadi solusi atas persoalan
yang tengah membelit.
Pengertian
ini tidak sepenuhnya keliru, namun mengandung masalah serius. Sebab, pada
dasarnya ikhtiar adalah istilah keagamaan yang baku. Ia memiliki pengertian dan
klasifikasi tersendiri atas persoalan-persoalan yang bisa dicakup di dalamnya.
Memahami ikhtiar seharusnya dikembalikan kepada
makna Islaminya, sehingga segala sesuatu menjadi jelas dan memiliki nilai
ibadah.
1.2.
Rumusan
Masalah
1.
Apakah
yang dimaksud Ikhtiar ?
2.
Apakah
yang dimaksud Tawakal ?
3.
Apakah
manfaat dan hikmah Ikhtiar dan Tawakal ?
1.3.
Tujuan
1.
Untuk
memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Akidah Akhlak
2.
Untuk
mengetahui pengertian dari Ikhtiar dan Tawakal
3.
Untuk
mengetahui manfaat dan hikmah dari Ikhtiar dan Tawakal
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Ikhtiar
Ikhtiar
dalam bahasa Arab berasal dari kata khair yang artinya baik. Ikhtiar adalah
berusaha sungguh-sungguh dengan menempuh jalan yang sesuai dengan kaidah-kaidah
ilmu yang berlaku dalam bidang yang diusahakan, dengan disertai doa kepada
Allah agar usahanya itu berhasil.
Dalam
ikhtiar terkandung pesan taqwa, yakni bagaimana kita menuntaskan masalah dengan
mempertimbangkan pertama-tama apa yang baik menurut Islam, dan kemudian
menjadikannya sebagai pilihan, apapun konsekuensinya dan meskipun tidak popular
atau terasa berat. Larangan berputus asa telah Allah contohkan dalam kisah Nabi
Ya’kub di Al-Qur’an surat Yusuf (12) ayat 87:
Artinya
: “Hai anak-anakku, Pergilah kamu, Maka carilah berita tentang Yusuf dan
saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada
berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir
2.2.
Pengertian Tawakal
Tawakal
secara bahasa, berarti bersandar atau mempercayai diri. Dalam agama, tawakal
adalah sikap bersandar dan mempercayakan diri kepada Allah, atau menyerahkan
sepenuhnya hasil ikhtiar tersebut kepada Allah SWT.
Tawakal
merupakan sikap aktif dan tumbuh hanya dari pribadi yang memahami hidup dengan
benar serta menerima kenyataan hidup dengan tepat. Sebab pangkal tawakal adalah
kesadaran diri bahwa perjalanan pengalaman manusia secara keseluruhan dalam
sejarah kehidupan diri pribadi.
Tawakal
adalah suatu sikap mental seorang yang merupakan hasil dari keyakinannya yang
bulat kepada Allah, karena di dalam tauhid ia diajari agar meyakini bahwa hanya
Allah yang menciptakan segala-galanya, pengetahuan-Nya Maha Luas, Dia yang
menguasai dan mengatur alam semesta ini. Keyakinan inilah yang mendorongnya
untuk menyerahkan segala persoalannya kepada Allah. Hatinya tenang dan tentram
serta tidak ada curiga, karena Allah Maha Tahu dan Maha Bijaksana.
Allah
berfirman dalam surat Ali Imran (3) ayat 159:
Artinya: “kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”
Allah
juga berfirman dalam surat Ath-Thalaq (65) ayat 3:
Artinya : “dan Barangsiapa yang
bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya..”
2.3.
Manfaat dan Hikmah Ikhtiar dan Tawakal
Manfaat bagi orang yang melakukan ikhtiar dan
tawakal :
1.
Jika orang melakukan perpaduan antara ikhtiar dan
tawakal maka orang tersebut akan lebih berani melakukan berbagai usaha.
2.
Menghapus sikap saling menyalahkan jika terjadi
sebuah kegagalan.
3.
Orang akan semakin pandai dan terampil, karena
setiap usaha pasti ada ilmunya dan ada kiatnya menuju keberhasilan
Hikmah dari berikhtiar dan bertawakal :
1.
Menghilangkan rasa malas, murung dan keluh kesah
2.
Menumbuhkan harapan baru dalam hidup. Karena setiap
dari satu usaha dapat menumbuhkan sejuta harapan. Dan dengan banyak berusaha
maka akan semakin banyak harapan
3.
Meninggikan derajat kita dihadapan manusia dari
Allah SWT
Dalam
sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Nabi Muhammmad bersabda,
yang berarti :
“Tidak ada satu makanan pun yang dimakan oleh
seseorang yang lebih baik dari makanan yang diperoleh melalui usahanya sendiri.
(HR. Imam Bukhari)”
BAB
III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Sesungguhnya ikhtiar bukan hanya usaha, atau
semata-mata upaya untuk menyelesaikan persoalan yang tengah membelit. Ikhtiar adalah konsep Islam dalam cara
berpikir dan mengatasi permasalahan. Dalam ikhtiar terkandung pesan taqwa,
yakni bagaimana kita menuntaskan masalah dengan mempertimbangkan – pertama-tama
– apa yang baik menurut Islam, dan kemudian menjadikannya sebagai pilihan,
apapun konsekuensinya dan meskipun tidak populer atau terasa berat.
Tawakal
merupakan sikap aktif dan tumbuh hanya dari pribadi yang memahami hidup dengan
benar serta menerima kenyataan hidup dengan tepat. Sebab pangkal tawakal adalah
kesadaran diri bahwa perjalanan pengalaman manusia secara keseluruhan dalam
sejarah kehidupan diri pribadi.
Comments
Post a Comment