MAKALAH KHUTBAH, TABLIGH DAN DAKWAH
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini begitu banyak cara-acara keagamaan di televisi yang bertaju kkhotbah, tablig, dan dakwah. Hal ini bertujuan agar semua orang yang menyaksikan acara itu bisa memahami dan mendalami agama Islam. Tapi, di sini tidak semua orang tahu perbedaan antara khotbah, tablig, dan dakwah hal ini dikarenakan dakwah memiliki kesamaan dengan tabligh dan khotbah, banyak orang-orang awam yang belum mengetahui perbedaan-perbedaan antara dakwah , tabligh, dan khotbah.
Melalui pembelajaran ini, maka akan dibahas mengenai khotbah, tablig, dan dakwah, serta melalui pembelajaran berikut kita dapat membedakan antara khotbah, tablig, dan dakwah, berikut rukun-rukun, sunah-sunahnya dan hal yang dimakruhkan dalam khotbah, tablig, dan dakwah.
Pembelajaran ini juga dapat memberikan pelajaran mengenai cara mempraktikkan tata cara dalam khotbah, tablig, dan dakwah, perbedaan khutbah Jum’at dan khutbah-khutbahlainnya.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan khotbah, tablig, dan dakwah !
2. Jelaskan mengenai khutbah, hukum-hukumnya, dan sunah-sunah khutbah !
3. Bagaimana tata cara yang baik dan benar khotbah, tablig, dan dakwah !
4. Bagaimana cara menyusun teks dan memperagakan khotbah, tablig, dan dakwah !
C. Maksud dan Tujuan
Kami dari kelompok 3 menyusun makalah ini merupakan sebuah bentuk pengaplikasian dari bagian proses pembelajaran yang cukup kompleks tentang penyampaian ayat. Untuk memperjelas pengaplikasian tersebut, maka dapat di rumuskan sebuah maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini.
1. Memahami lebih tentang Khutbah, Tablig, dan Dakwah,
2. Belajar sambil Berdiskusi dengan teman sekelas tentang Khutbah, Tablig, dan Dakwah, Dan
3. Memenuhi tugas yang diberikan oleh guru mata pelajaran PAI.
Saat ini begitu banyak cara-acara keagamaan di televisi yang bertaju kkhotbah, tablig, dan dakwah. Hal ini bertujuan agar semua orang yang menyaksikan acara itu bisa memahami dan mendalami agama Islam. Tapi, di sini tidak semua orang tahu perbedaan antara khotbah, tablig, dan dakwah hal ini dikarenakan dakwah memiliki kesamaan dengan tabligh dan khotbah, banyak orang-orang awam yang belum mengetahui perbedaan-perbedaan antara dakwah , tabligh, dan khotbah.
Melalui pembelajaran ini, maka akan dibahas mengenai khotbah, tablig, dan dakwah, serta melalui pembelajaran berikut kita dapat membedakan antara khotbah, tablig, dan dakwah, berikut rukun-rukun, sunah-sunahnya dan hal yang dimakruhkan dalam khotbah, tablig, dan dakwah.
Pembelajaran ini juga dapat memberikan pelajaran mengenai cara mempraktikkan tata cara dalam khotbah, tablig, dan dakwah, perbedaan khutbah Jum’at dan khutbah-khutbahlainnya.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan khotbah, tablig, dan dakwah !
2. Jelaskan mengenai khutbah, hukum-hukumnya, dan sunah-sunah khutbah !
3. Bagaimana tata cara yang baik dan benar khotbah, tablig, dan dakwah !
4. Bagaimana cara menyusun teks dan memperagakan khotbah, tablig, dan dakwah !
C. Maksud dan Tujuan
Kami dari kelompok 3 menyusun makalah ini merupakan sebuah bentuk pengaplikasian dari bagian proses pembelajaran yang cukup kompleks tentang penyampaian ayat. Untuk memperjelas pengaplikasian tersebut, maka dapat di rumuskan sebuah maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini.
1. Memahami lebih tentang Khutbah, Tablig, dan Dakwah,
2. Belajar sambil Berdiskusi dengan teman sekelas tentang Khutbah, Tablig, dan Dakwah, Dan
3. Memenuhi tugas yang diberikan oleh guru mata pelajaran PAI.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Khutbah, Tablig, dan Dakwah.
Agama Islam dalam menyampaikan ajaran-ajarannya kepada seluruh umatmanusia menggunakan beberapa cara. Yang antara lain melalui khotbah, tablig, dan dakwah. Cara tersebut disesuaikan dengan situasi serta kondisi. Berikut definisi dari beberapa cara yang digunakan untuk menyampaikan agama Islamtersebut yaitu :
a. Khotbah
Khotbah adalah berpidato pada rangkaian shalat Jumat yang berisi menyampaikan pesan tentang bertakwa kepada Allah SWT. Dengan syarat-syarat tertentu.
b. Tablig
Menuruy bahasa Arab tablig berarti menyampaikan. Menurut istilah arinya menyampaikan perintah dan larangan Allah SWT. sebagai ajaran agama agar manusoa beriman kepadanya. Orang yang memiliki keahlian bertablig disebut muballig. Berikut adalah salah satu hadist yang membahas tentang tablig :
“Sampaikanlah dariku walau satu ayat”(HR Bukhari)
c. Dakwah
Dakwah dalam bahasa Arab berarti mngajak atau menyeru. Menurut istilah dakwah merupakan mengajak manusia untuk mengikuti kebenaran berdasarkan Al Quran dan hadist sebagai sumber ajaran Islam agar manusia mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Berikut adalah salah satu hadist yang membahas dakwa :
“Barang siapa yang mengajak orang ke jalan baik, maka akan mendapatkan pahala sebanyak pahala orang yang mengikutinya.” (HR Muslim).
2. Pentingnya Khutbah, Tabligh, dan Dakwah
1. Pentingnya Khutbah
Sebagaimana dijelaskan di atas, bahwa khutbah masuk pada aktivitas ibadah. Maka, khutbah tidak mungkin bisa ditinggalkan karena akan membatalkan rangkaian aktivitas ibadah. Contoh, apabila ṡalat Jumat tidak ada khutbahnya, ṡalat Jumat tidak sah. Apabila wukuf di arafah tidak ada khutbah nya, wukufnya tidak sah.
Sesungguhnya, khutbah merupakan kesempatan yang sangat besar untuk berdakwah dan membimbing manusia menuju ke-ridha-an Allah Swt. Hal ini jika khutbah dimanfaatkan sebaik-baiknya, dengan menyampaikan materi yang dibutuhkan oleh hadirin menyangkut masalah kehidupannya, dengan ringkas, tidak panjang lebar, dan dengan cara yang menarik serta tidak membosankan. Khutbah memiliki kedudukan yang agung dalam syariat Islam sehingga sepantasnya seorang khatib melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya.
Seorang khathib harus memahami aqidah yang benar sehingga dia tidak sesat dan menyesatkan orang lain. Seorang khatib seharusnya memahami fiqh sehingga mampu membimbing manusia dengan cahaya syariat menuju jalan yang lurus. Seorang khatib harus memperhatikan keadaan masyarakat, kemudian mengingatkan mereka dari penyimpangan-penyimpangan dan mendorong kepada ketaatan. Seorang khathib sepantasnya juga seorang yang ṡālih, mengamalkan ilmunya, tidak melanggar larangan sehingga akan memberikan pengaruh kebaikan kepada para pendengar.
2. Pentingnya Tabligh
Salah satu sifat wajib bagi rasul adalah Tabligh, yakni menyampaikan wahyu dari Allah Swt. kepada umatnya. Semasa Nabi Muhammad saw. masih hidup, seluruh waktunya dihabiskan untuk menyampaikan wahyu kepada umatnya. Setelah Rasulullah saw. wafat, kebiasaan ini dilanjutkan oleh para sahabatnya, para tabi’in (pengikutnya sahabat), dan tabi’it-tabi’in (pengikut pengikutnya sahabat). Setelah mereka semuanya tiada, siapakah yang akan meneruskan kebiasaan menyampaikan ajaran Islam kepada orang-orang sesudahnya? Kita sebagai siswa muslim punya tanggung jawab untuk meneruskan kebiasaan bertabligh tersebut.
Banyak yang menyangka bahwa tugas Tabligh hanyalah tugas alim ulama saja. Hal itu tidak benar. Setiap orang yang mengetahui kemungkaran yang terjadi di hadapannya, ia wajib mencegahnya atau menghentikannya, baik dengan tangannya (kekuasaanya), mulutnya (nasihat), atau dengan hatinya (bahwa ia tidak ikut dalam kemungkaran tersebut). Seseorang tidak mesti menjadi ulama terlebih dulu. Siapa pun yang melihat kemungkaran terjadi di depan matanya, dan ia mampu menghentikannya, ia wajib menghentikannya. Bagi yang mengerti suatu permasalahan agama, ia mesti menyampaikannya kepada yang lain, siapa pun mereka. Sebagaimana hadis Rasulullah saw.:
Artinya: Dari Abi Said al-Khudri ra. berkata, saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: barangsiapa yang melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tangannya. Apabila tidak mampu maka ubahlah dengan lisannya. apabila tidak mampu maka dengan hatinya (tidak mengikuti kemungkaran tersebut), dan itu selemah-lemahnya iman. (HR. Muslim)
3. Pentingnya Dakwah
Salah satu kewajiban umat Islam adalah berdakwah. Sebagian ulama ada yang menyebut berdakwah itu hukumnya fardhu kifayah (kewajiban kolektif), sebagian lainnya menyatakan fardhu ain. Meski begitu, Rasulullah saw. tetap selalu mengajarkan agar seorang muslim selalu menyeru pada jalan kebaikan dengan cara-cara yang baik.
Setiap dakwah hendaknya bertujuan untuk mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat dan mendapat ridha dari Allah Swt. Nabi Muhammad saw. mencontohkan dakwah kepada umatnya dengan berbagai cara melalui lisan, tulisan dan perbuatan.
Rasulullah saw. memulai dakwahnya kepada istri, keluarga, dan teman- teman karibnya hingga raja-raja yang berkuasa pada saat itu. Di antara raja-raja yang mendapat surat atau risalah Rasulullah saw. adalah Kaisar Heraklius dari Byzantium, Mukaukis dari Mesir, Kisra dari Persia (Iran), dan Raja Najasyi dari Habasyah (Ethiopia). Ada beberapa metode dakwah yang bisa dilakukan seorang muslim menurut syariat.
3. Ketentuan Khutbah, Tablig, dan Dakwah
1. Ketentuan Khotbah Jum’at
a. Khatib jum’at
Khotbah Jum’at adalah pidato atau ceramah yang wajib dilaksanakan oleh seorang khatib, sebelum salat Jum’at dimulai.
Agar tujuan mulia tersebut tercapai maka, hendaklah khatib Jum’at harus memenuhi persyaratan sebagai berikut, ini :
- Mengetahui ajaran Islam, terutama mengenai akidah, ibadah, dan akhlak.
- Mengetahui berbagai hal tentang khotbah Jum’at, terutama tentang syarat, rukun dan sunah-sunahnya.
- Dapat membaca hamdalah, syahadat, salawat, Al-Qua’an dan hadist dengan baik dan benar, juga sanggup bebicara di muka umum dengan jelas dan mudah dipahami.
- Orang yang sudah balig danbertakwa kepada Allah, berakhlak baik, tidak melakukan perbuatan maksiat, dan bukan orang munafik.
- Orang yang dipandang terhormat, dihormati, dan disegani.
b. Syarat Khutbah Jum’at
- Khutbah dimulai pada waktu zuhur (sesudah matahari tergelincir).
- Khutbah dilakukan dengan dua kali dengan berdiri (jika dimungkinkan).
- Khatib hendaknya duduk di antara dua khotbah.
- Khotbah diucapkan dengan suara yang jelas dan keras.
- Dilakiukan secara berturut-turut sesuai dengan rukunnya.
c. Rukun Khotbah
- Mengucapkan hamdalah atau puji-pujian kepada Alllah SWT.
- Membaca syahadatain, yakni syahadat tauhid dan syahadat rasul. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda, “Tiap-tiap khotbah yang tidak ada syahadatnya, adalah seperti tangan yang terpotong.” (H.R. Ahmad dan Abu Daud)
- Membaca salawat atas Nabi Muhammad SAW.
- Berwasiat atau member nasihat tentang takwa dan menyampaikan ajaran tentang akidah, ibadah, akhlak dan muamalah yang bersumber kepada Al-Qur’an dan Hadist.
- Membaca ayat Al-Qur’an pada salah satu dari dua khotbah. Rasulullah bersabdah yang artinya:
“Dari Jabir bin Samurah, katanya, “Rasulullah SAW berkhotbah berdiri, duduk antara keduanya, membaca ayat-ayat Al-Qur’an, mengingatkan dan memperingatkan kabar takut pada manusia.” (H.R. Muslim)
- Berdoa pada khotbah kedua agar kaum muslimin memperoleh ampunan dosa dan rahmat Allah SWT.
d. Sunah Khotbah Jum’at
- Khatib hendaknya berdiri diatas mimbar atau di tempat yang lebih tinggi dan letak mimbar berada di sebelah kanan tempat berdirinya Imam salat.
- Khatib hendaknya mengawali khotbahnya dengan member salam. Setelah itu, duduk sebentar sambil mendengarkan mu’azzin berazan.
- Khotbah hendaknya jelas, mudah dipahami, tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek.
- Khatib, di dalam khotbahnya hendaknya menghadap kepada para jamaah salat Jum’at dan jangan berputar-putar karena yang demikian itu tidak disyariatkan.
- Menertibkan tiga rukun yaitu puji-pujian, salawat, dan nasihat agar bertakwa.
- Mambaxa surah Al-Ikhlas, sewaktu duduk dua khotbah.
2. Ketentuan Tablig dan Dakwah
a. Tablig dan dakwah hendaknya dimulai dari diri mubalig dan da’i itu sendiri, sebab sebelum seorang mubalig atau da’I mengajak orang lain untuk berimandan bertakwa, maka terlebih dahulu mubalig dan atau da’i menjadi orang yang beriman dan bertakwa. Hal ini diisyaratkan dalam firman Allah SWT, yang artinya: “Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan ap-apa yang tidak kamu kerjakan”. (Q.S. As-Saff, 61:3)
b. Dalam bertablig atau berdakwah, mubalig, atau da’i hendaknya menggunakan pola kebijaksanaan, yaitu berbicara atau bertablig kepada manusia menurut kadar kemampuan akal mereka. Tablig atau dakwah kepada kaum intelek yang kadar keilmuannya sudah tinggiharus dibedakan dengan tablig atau dakwah terhadap orang kebanyakan, kadar keilmuannya masih rendah.
c. Dakwah dapat dilakukan dengan “bi al-hal” yaitu melalui perbuatan baik diridai oleh Allah SWT agar diteladani orang lain.
d. Dakwah dapat dilaksanakan melalui ucapan lisan dan tulisan, baik perorangan ataupun kepada masyarakat.
Dalam berdakwa pastinya dilakukan dengan berbagai metode dimana telah dijelaskan Allah SWT dalam Al-Quran dalam surah An-Nahl, 16:125 yaitu :
- Metode al-hikmah yang artinya penyampaian dakwah terlebih dahulu mengetahui tujuan dan sasaran dakwahnya.
- Metode al-mau’izah al-hasanah yakni member kepuasan kepada orang atau masyarakat yang menjadi sasaran dakwah dengan cara seperti ini member nasihat, pengajaran dan teladan yang baik.
- Metode “mujadalah bi al-lati hiya ahsan” ialah bertukar pikiran (berdiskusi) dengan cara-cara yang terbaik. Metode ini digunakan bagi sasaran dakwah tertentu, misalnya bagi orang-orang yang berpikir kritis dan kaum terpelajar.
Akan tetapi pada erang yang serbah canggih ini, sekarang dakwah dapat disampaikan melalui media surat kabar, majalah, radio dan televisi.
4. Perbedaan dan
Persamaan Hkutbah, Tablig, dan Dakwah
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering sekali
mendengar kata dakwah. Hal itu sudah tidak asing bagi kita, apalagi kita
sebagai umat Muslim. Pastinya akan lebih sering mendengar kata tersebut. Kata
dakwah ini memiliki beberapa sebutan, diantaranya tabligh atau khotbah.
Dilihat sekilas ketiga
nama tersebut hampir sama, namun ada perbedaan diantara ketiganya. Yang paling
tinggi dan paling luas cakupannya adalah dakwah. Di dalam dakwah ada beberapa
jenjang aktifitas. Salah satunya adalah tabligh. Jadi tabligh itu bagian dari
dakwah, tetapi dakwah bukan hanya semata-mata tabligh. Tabligh sendiri berarti
menyampaikan. Di dalam tabligh, yang menjadi inti masalah adalah bagaimana agar
sebuah informasi tentang agama Islam bisa sampai kepada objek dakwah.
Sedangkan istilah khutbah dan ceramah
sesungguhnya merupakan media dalam bertabligh. Khutbah itu identik dengan
khutbah jumat, yang hukumnya wajib diselenggarakan tiap hari Jumat. Meski pun
di luar khutbah jumat juga kita mengenal adanya khutbah nikah, khutbah ''Idul
Fithri dan ''Idul Adha. Sedangkan ceramah sifatnya agak bebas, tidak ada
ketentuan waktu dan kesempatannya. Misalnya ceramah maulid, pengajian dan
sejenisnya.
Tujuan utamanya ialah untuk mewujudkan
kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridai oleh
Allah. Nabi Muhammad SAW mencontohkan dakwah kepada umatnya dengan berbagai
cara melalui lisan, tulisan dan perbuatan. Dimulai dari istrinya, keluarganya,
dan teman-teman karibnya hingga raja-raja yang berkuasa pada saat itu.
Hal di atas cukup untuk menjadi alasan bagi
seorang muslim untuk bersyukur dan membela Islam. Dalam tinjauan yang lebih
luas lagi, Islam bukan hanya agama pribadi, tetapi juga sebuah ideologi yang
harus diperjuangkan agar nilai-nilainya berjalan di muka bumi.
Adapun
metode berdakwah menurut Q.S. An-Nahl : 125 adalah dengan cara :
Ø Bilhikmah (kebijaksanaan)
artinya dengan cara yang jelas dan tegas sehingga dapat
membedakan antara yang haq dan yang bathil. Penyampaian dakwah ini terlebih
dahulu harus mengetahui tujuannya dan mengenal secara benar terhadap orang atau
kelompok yang menjadi sasarannya.
Ø Mauidhah
hasanah artinya berdakwah dengan nasehat yang baik maksudnya
dengan menyenangkan hati, tidak menyakitkan dan tidak memaksakan
tetapi dengan cara persuasif yaitu memberikan kesempatan kepada orang untuk
berfikir dan menentukan sendiri.
Ø Mujadalah (diskusi)
ialah berdakwah dengan saling tukar fikiran dan informasi. Cara ini
biasanya dilakukan kepada orang yang mempunyai kemampuan berfikir
logis dan kritis.
Berdakwah atau menyeru
orang (kelompok orang) agar meyakini ajaran Islam dan mengamalkan ajarannya
merupakan tugas suci kita semua sebagaimana perintah nabi Muhammad saw, dalam
kandungan hadits di atas. Dakwah bisa dilakukan dengan lisan, tulisan dan
perbuatan sebagaimana yang pernah dicontohkan oleh Rasulullah saw pada masa
hidupnya.
Setiap muslim hendaklah
menyadari bahwa berdakwah adalah merupakan suatu kewajiban, sedang berhasil
atau tidaknya Allahlah yang menentukan (Lihat Q.S. At-Taubah : 56).
5. Hikmah Khutbah,
Tablig, dan Dakwah
Dari hal-hal yang telah diuraikan terdahulu,
dapat kita analisa bahwa khothbah, tabligh dan dakwah hampir sama, namun ada
perbedaan diantara ketiganya. Yang paling tinggi dan paling luas cakupannya
adalah dakwah. Di dalam dakwah ada beberapa jenjang aktifitas. Salah satunya
adalah tabligh. Jadi tabligh itu bagian dari dakwah, tetapi dakwah bukan hanya
semata-mata tabligh. Tabligh sendiri berarti menyampaikan. Di dalam tabligh,
yang menjadi inti masalah adalah bagaimana agar sebuah informasi tentang agama
Islam bisa sampai kepada objek dakwah.
Perbedaan-perbedaan tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut :
KHUTHBAH
|
TABLIGH
|
DAKWAH
|
1. Dilaksanakan pada waktu-waktu
tertentu.
2. Ada syarat dan rukun.
3. Ada mimbar khusus untuk
melaksanakannya.
4. Waktunya terbatas
5. Dilakukan oleh seorang yang
memiliki kemampuan berorasi dan memiliki pengetahuan yang cukup
6. Orang yang melaksanakan disebut
khatib.
7. Dilakukan secara khusus dan
memiliki tata cara tertentu.
|
1. Dapat dilakukan kapan saja
2. Tidak ada syarat dan rukun
3. Ada yang meggunakan mimbar dan
ada yang tidak, tergantung tempat pelaksanaannya
4. Ada yang tidak terbatas dan ada
yang dibatasi waktunya
5. Bisa dilakukan oleh siapa saja
yang memiliki kemampuan berorasi dan pengetahuan agama
6. Orang yang melaksanakan disebut
mubaligh/mubalighot
7. Dapat dilakukan melalui berbagai
cara seperti seminar atau menggunakan tehnologi
1.
|
1. Dapat dilakukan kapan saja.
2. Tidak ada syarat dan rukun
3. Tidak perlu ada mimbar khusus
dalam pelaksanannya
4. Tidak dibatasi waktu
5. Boleh dilakukan siapa saja,
karena setiap muslim wajib, mempelari, mengamalkan dan mendakwahkan Islam.
6. Orang yang melaksana-kannya
disebut dengan da’i.
7. Dapat dilakukan tanpa melalui
acara formal karena dapat dilakukan kapan dan dimana saja.
|
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Jika kita teliti dengan cermat, memahami makna hadits tersebut dengan hal semacam itu sangatlah tidak tepat. Hadits ini menyuruh kepada kita agar ketika menyampaikan hadits Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam kita tahu dan yakin bahwa hadits tersebut berasal dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Jadi yang benar dari hadits ini bukanlah memotivasi orang yang tidak berilmu untuk berbicara (masalah agama) akan tetapi hadits ini memotivasi kepada orang yang telah belajar dan mengetahui, hendaklah disampaikan walau sedikit. Ketika seseorang telah mengetahui syariat ini benar dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, maka diperkenankan baginya untuk menyampaikannya kepada orang lain.
Jika kita teliti dengan cermat, memahami makna hadits tersebut dengan hal semacam itu sangatlah tidak tepat. Hadits ini menyuruh kepada kita agar ketika menyampaikan hadits Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam kita tahu dan yakin bahwa hadits tersebut berasal dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Jadi yang benar dari hadits ini bukanlah memotivasi orang yang tidak berilmu untuk berbicara (masalah agama) akan tetapi hadits ini memotivasi kepada orang yang telah belajar dan mengetahui, hendaklah disampaikan walau sedikit. Ketika seseorang telah mengetahui syariat ini benar dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, maka diperkenankan baginya untuk menyampaikannya kepada orang lain.
TENTANG REMAJA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Etika,Moral
dan tingkah laku remaja di era sekarang dapat kita ketahui secara garis besar
sangat buruk. Hal ini dapat di lihat dari segi pergaulan, lingkungan dan segi
lainya. Hubungan antara remaja dan agama dapat direalisasikan secara harmonis
apabila sistem pendidikan dan tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam
pendidikan nasional dapat dilaksanakan secara profesional dan efektif oleh
karena itu pendidikan Islam menuntut kepada generasi muda untuk menjadi
pemimpin utama yang berjiwa pemberani yang mampu menyelesaikan kepentingan
bangsa dan negaranya.
Pandangan
tersebut diperkuat oleh Ibnu Khaldun dalam pendapatnya bahwa pendidikan Islam
ditujukan kepada mempersiapkan remaja didik menjadi orang dewasa yang mampu
mengarungi kehidupan yang baik untuk mencapai kehidupan yang ideal selaras
dengan tujuan pendidikan modern dewasa ini.
Terjadinya
perselisihan yang cukup panjang antara teori remaja dengan pendidikan dari berbagai bangsa tidak akan
mampu merealisasikan tujuan pendidikan yang bersifat harmonis bagi bangsa di
Barat. Tetapi sistem dan pola yang dikembangkan dalam pendidikan Islam, yang
dengan membagi-bagi tingkat-tingkat yang dapat membawa setiap anak didik kepada
puncak hidup yang penuh kebahagiaan.
B.
Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Pelajara Pendidikan
Agama Islam.
C.
Metode Penulisan
Metode
yang penulis gunakan dalam pembuatan makalah ini adalah mengumpulkan dara, informasi
dan lain-lain tentang hubungan antara sistem Islam dan sistem pendidikan
melalui internet.
BAB II
PEMBAHASAN
A. MEMBEKALI
REMAJA DENGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Pendidikan adalah
kebutuhan primer selain sandang, pangan, dan papan. Pendidikan memegang peranan
penting dalam kehidupan manusia, dengan pendidikan yang benar manusia mampu
menjalani hidup ini dengan lebih berkualitas. Terutama pendidikan agama karena
agama adalah pondasi utama untuk membentuk karakter, watak atau kepribadian
seseorang. Agama yang benar selalu mengajarkan kebenaran itu sendiri, kebajikan
dan prilaku yang santun sesuai dengan etika dan norma – norma yang berlaku
dalam tatanan suatu masyarakat. Agama islam adalah agama universal yang
mengajarkan dan mengatur setiap aspek kehidupan manusia baik duniawi maupun
ukhrawi, Sewajarnyalah agama menjadi tuntunan dan bekal orang tua dalam
mengasuh anak – anaknya untuk menjadikan generasi penerus bangsa yang bermental
bagus.
Kenakalan remaja atau Juvenile
Delinqueny bukan persoalan baru bangsa ini , Kenakalan remaja merupakan
permasalahan sosial yang tak kalah pelik karena banyak melibatkan semua pihak,
baik itu orang tua ( keluarga), Sekolah (pendidikan), aparatur pemerintah
ataupun semua elemen yang ada di masyarakat. Kenakalan remaja merupakan
kenyataan yang harus dihadapi semua pihak tanpa pengecualian karena ini
menyangkut kelangsungan suatu bangsa atau Negara. Remaja merupakan generasi penerus
yang kelak akan membawa bangsa atau Negara pada suatu keadaan yang baik atau
jelek atau bahkan hancur. Maka kewajiban semua pihak untuk bertanggungjawab
menjaga dan membentengi remaja dari berbagai tindakan yang sifatnya
menghancurkan, seperti narkoba, miras atau tindakan – tindakan kriminal
lainnya. Dengan kepribadian yang masih labil karena dalam masa transisi yaitu
dimana remaja mengalami masa peralihan dari anak menjadi dewasa, sehingga belum
terbentuk kepribadian matang menjadikan remaja sasaran yang empuk bagi orang –
orang yang tidak bertanggungjawab untuk memberi pengaruh yang jelek.
Berbagai aspek penyebab kenakalan
remaja, seperti kemiskinan, lingkungan keluarga yang tidak kondusif, lingkungan
sosial yang tidak bagus dan memadai serta masih banyak faktor lainnya yang
menjadikan alasan remaja melakukan penyimpangan – penyimpangan walaupun toh itu
tidak di benarkan. Akan tetapi memang kita tidak mungkin menyalahkan pada
remaja karena ada yang lebih bertanggungjawab yaitu keluarga, keluarga sebagai
pihak utama dan pertama harus mampu mengontrol prilaku remaja. Salah satu
pencegahan kenakalan remaja keluarga harus memberi pembekalan pendidikan agama
mulai dini. Agama merupakan tameng bagi remaja dalam kehidupan, dengan agama
akan mampu menjadikan kematangan pribadi yang kuat, karena dalam agama akan di
tunjukkan mana yang salah dan mana yang benar, agama akan jadi filter atau
penyaringan bagi remaja dalam pergaulan dan menghadapi pengaruh – pengaruh
negative dari luar.
B. Metode
Pengajaran Agama Pada Remaja
Remaja adalah anak yang
berada pada usia bukan anak-anak, tetapi juga belum dewasa. Periode remaja itu
belum ada kata sepakat mengenai kapan dimulai dan berakhirnya. Ada yang
berpendapat bahwa usia remaja itu antara 13-21, ada juga yang mengatakan antara
13-19 tahun. Remaja yang telah tamat atau telah putus sekolah hakikatnya
membutuhkan dan berhak atas lapangan kerja yang wajar, sesuai dengan UUD 1945
pasal 27 ayat 2.
Telah diketahui bersama bahwa anak
adalah asset terbesar bagi orang tua, anak adalah amanah Allah yang perlu
didik. Oleh karena itu, agama harus ditanamkan pada diri mereka.
Dalam mengajarkan agama pada remaja
diperlukan berbagai metode. Adapun metode yang digunakan untuk mengajarkan agama pada remaja telah
dicontohkan oleh Rasulullah SAW antara lain :
-
Metode keteladanan.
Ketelaudanan
dalam pendidikan merupakan metode yang berpengaruh dalam aspek moral spiritual
anak adalam remaja mengingat pendidik adalah figur terbaik dalam pandangan
anak. Metode ini dapat diterapkan pada usia remaja misalnya contohkan shalat,
mengaji dan ibdah-ibada atau perbuatan baik lainnya.
-
Metode Demonstrasi
Metode
demonstrasi adalah cara mengajar dengan menggunakan peragaan atau
memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses tertentu kepada yang diajar.
Metode
ini dapat digunakan untuk mengajarkan
agama pada remaja, misalnya mendemonstrasikan langsung seperti; praktek shalat,
wudhu, atau praktek penyelenggaraan shalat jenazah.
-
Metode pemberian tugas
Termasuk
metode pengajaran agama pada remaja yang cukup berhasil dalam membentuk aqidah anak (remaja) dan mempersiapkannya
baik secara moral, maupun emosional adalah pendidikan anak dengan petuah dan
memberikan kepadanya nasehat-nasehat. Karena nasehat memiliki pengaruh yang
cukup besar dalam membuka mata anak (remaja) akan hakikat sesuatu, mendorong
untuk menghiasi dirinya dengan akhlak
yang mulia.
Adapun
metode nasehat, dicontohkan oleh Luqmanul Hakim yang diabadikan dalam Al-Qur’an
QS.
Al Luqman ayat 13 dan 17.
Terjemahnya:
Dan
(ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran
kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.(13) Hai
anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan
cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang
menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan
(oleh Allah)
Menurut
Abudinata bahwa nasehat ini cocok untuk
remaja karena dengan kalimat-kalimat yang baik dapat menentukan hati
untuk mengarahkannya kepada ide yang
dikehendaki. Selanjutnya beliau mengatakan bahwa metode nasehat itu sasarannya
adalah untuk menimbulkan kesadaran pada
orang yang dinasehati agar mau insaf melaksanakan ajaran yang digariskan atau
diperintahkan kepadanya
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode pengajaran agama
pada anak remaja yaitu keteladanan, demonstrasi, pemberian tugas. Pendekatan
pengajaran agama dalam lingkungan keluarga yaitu pendidikan anak pranatal,
menyusui bayi, mendengarkan azan dan iqamah, memberi nama yang baik, mengisi
waktu luang anak dengan yang bermanfaat, pembinaan dan mencotohkan, hindari
konflik orang tua di depan anak.
melaksanakan ibadah dengan teratur, menyerukan anak ikut berpartisipasi
dalam keagamaan.
Saran
Semoga bahan diatas dapat dijadikan
sebagai referensi bagi para pendidik, orang tua dan masyarakat.
Makalah PAI Lengkap Versi Ms. Word
Klik Disini
Makalah Terkait :
Lainya :
Cara Merubah Windows XP SP2 Menjadi SP3 Tanpa Instal Ulang
manteb bro. terimakasih
ReplyDelete